Blueprint IT adalah salah satu aset terpenting yang harus dimiliki oleh perusahaan modern. Blueprint yang dimaksud salah satunya mencakup strategi target capaian jangka panjang yang berfokus pada pembangunan dan pengembangan infrastruktur teknologi informasi (TI) dengan berbekal masterplan. Katakanlah membangun tata kelola pemerintahan tidak jauh berbeda dengan perusahaan, maka keduanya sama-sama butuh perencanaan strategis berkaitan dengan sistem TI-nya.
Sebuah blueprint IT akan menjadi panduan yang sangat penting untuk ekspansi perusahaan di masa mendatang. Tentu saja hal ini juga terkait secara langsung dengan tujuan utama yang ingin dicapai lengkap dengan perencanaannya. Dalam rangka realisasi blueprint IT, terutama di Indonesia, jelas akan timbul konsekuensi apabila pembangunan sistem TI-nya tidak dibarengi perencanaan yang jelas dan matang. Maka tidak heran kalau banyak perusahaan yang kemudian meminta bantuan IT Konsultan dan Training eksternal untuk mengekstraksi kebutuhan prioritas organisasi. Bantuan dari pihak ketiga ini mampu menyeimbangkan pandangan internal serta usulan objektif dari pihak luar. Ujungnya, blueprint IT yang nantinya hadir akan mampu mengakomodasi target-target yang ditetapkan. ( Baca : Perusahaan IT Konsultan dengan Segudang Pengalaman )
Sampai di sini, jelas bahwa blueprint IT yang bagus akan berdampak baik juga bagi organisasi, berlaku pula sebaliknya. Mari kita ambil contoh: apa yang akan terjadi apabila blueprint IT-nya tidak sesuai kebutuhan?
Hal pertama yang akan langsung dirasakan tentu saja realisasi blueprint IT tidak akan sesuai ekspektasi. Tanpa adanya perencanaan yang matang dari awal, maka tidak heran kalau kemudian pembangunan sistem TI yang ada tidak sinkron dengan tujuan internal. Dalam istilah lain, pelaksanaannya menjadi tidak sejalan dan selaras dengan ekspektasi atau sasaran utama. Akibatnya, pemakaian teknologinya pun menjadi tidak optimal.
Selanjutnya, karena ekspektasi tidak tercapai, ada potensi sistem informasinya menjadi tidak terintegrasi. Sebab blueprint IT yang tidak jelas sejak awal, jangan kaget kalau kemudian yang terjadi justru adalah terciptanya sistem tambal sulam. Masing-masing sistem akhirnya terpecah-pecah dan tidak terintegrasi. Akibatnya, kualitas data yang dihasilkan pun menjadi rendah.
Kualitas data yang rendah salah satu penyebabnya adalah adanya sistem yang sifatnya berlebihan. Blueprint IT yang baik akan mampu mengantisipasi sejumlah sistem yang kelebihan muatan (redundant). Apabila hal tersebut tidak diakomodir, dampaknya akan langsung terasa pada borosnya pemakaian media penyimpanan. Hal tersebut linier dengan peningkatan jumlah biaya operasional pemeliharaan sistem yang harus dikeluarkan (pemborosan). ( Baca : Langkah Cerdas Mewujudkan Good Governance )
Sistem yang berlebihan itu bisa lebih parah implikasinya apabila ternyata internal gagap dalam hal upgrade sistem. Dalam blueprint IT yang ada, semestinya juga mencantumkan perihal perkembangan teknologi. Dengan kata lain, apabila ada pembaruan termutakhir, instansi harus sigap menyesuaikan diri. Apabila hal ini ditunda-tunda dan tidak dilakukan selama bertahun-tahun, sangat mungkin biaya pengembangan dan pemeliharaannya terlanjur menjadi terlalu tinggi di masa mendatang.
Karena ada terlalu banyak kendala di tengah implementasi, blueprint IT yang buruk justru akan mengarah pada kinerja yang hobi mengurusi hal yang bukan prioritas. Tanpa adanya perencanaan matang, institusi akan disibukkan dengan pengelolaan sistem yang tidak tersortir dengan baik. Padahal, hal ini bisa disederhanakan, misalnya dengan mengurutkan pemeliharaan dan pengembangan sistem TI sesuai level prioritas sesuai blueprint. Tindakan tersebut akan sangat menghemat waktu dan tidak membuat pengelolanya kewalahan.
Ujung dari semua permasalahan blueprint IT yang kurang berkualitas bisa bersumber dari mitra yang kurang efektif. Karena pembuatan perencanaan ini sangat penting, sudah semestinya organisasi internal memilih partner yang memang sudah teruji pengalamanannya. Salah satu mitra yang dapat dipilih karena telah menangani ratusan klien adalah Gamatechno Consulting and Training. Di bagian consulting, salah satu jasa yang ditawarkan adalah penyusunan blueprint.
Discussion about this post