Blog.Gamatechno.com – Di era digital seperti sekarang ini teknologi memudahkan kita untuk mengakses berbagai sumber ilmu pengetahuan. Paper, karya ilmiah, maupun artikel-artikel dapat dengan mudah diakses sebagai bahan acuan pun pembelajaran. Namun, berkat kemajuan teknologi pula plagiarisme dapat dengan mudah dilakukan. Sangat mudah bagi para mahasiswa di kampus untuk menggunakan karya orang lain yang tersebar di internet untuk kemudian diklaim sebagai pekerjaannya demi memenuhi tugas dari dosen. Semudah menekan tombol ctrl+c dan ctrl+v pada keyboard.
Melakukan plagiarisme bukannya tanpa resiko. Akibat yang ditimbulkan tidak hanya menjadi beban bagi pelakunya sendiri, tetapi juga menjadi masalah bagi kampus tempatnya bernaung. Pemerintah Indobesia telah menegaskan melalui undang-undangnya bahwa jika karya ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan gelar akademik atau profesi terbukti jiplakan, maka gelarnya akan dicabut (Pasal 25 ayat 2 UU Sisdiknas). Tidak hanya dicabut gelarnya, lulusan yang yang terbukti melakukan plagiat terhadap karya orang lain juga diancam hukuman di pidana penjara maksimal 2 tahun, dan/ atau denda maksimal 200 juta rupiah (Permendiknas 17/2010).
Bagi kampus sendiri, tingkat plagiarisme civitas akademik di suatu kampus juga turut berperan pada nilai akreditasi, hingga pemeringkatan kampus. Tingkat plagiarisme juga menjadi faktor penentu beragam pihak dalam melakukan penilaian terhadap kinerja suatu kampus. Hal ini tentu dapat mempengaruhi citra kampus dimata masyarakat. ( Baca : Tips Menghindari Plagiarisme dalam Menulis )
Demi mengurangi tingkat plagiarisme di kampus, berikut beberapa cara yang dapat ditempuh kampus guna memerangi plagiarisme.
- Sosialisasi pada warga kampus tentang plagiarisme
Perlu dilakukan sosialisasi kepada seluruh civitas akademik kampus mengenai plagiarisme. Mengingat bahwa terkadang orang bisa saja tidak menyadari bahwa yang dilakukannya termasuk plagiarisme .
Misalnya saja, sering kali ditemukan kasus mahasiswa menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tertentu tanpa menyertakan sumbernya secara memadai. Kelihatannya sederhana, tetapi hal tersebut sudah termasuk dalam bentuk plagiarisme, dan bisa jadi tidak semua mahasiswa mengetahui bahwa yang dilakukannya termasuk plagiarisme. Untuk itu, mengedukasi seluruh civitas akademik kampus mengenai jenis plagiarisme , batasan-batasannya, etika, hingga resiko plagiarisme mutlak diperlukan.
- Aturan dan sanksi jelas bagi pelaku plagiarisme
Setelah mengedukasi mahasiswa tentang plagiarisme, pihak kampus sebagai badan penyelenggara pendidikan tinggi memiliki wewenang penuh untuk membuat peraturan, termasuk menindak tegas pelaku plagiarisme. Dibutuhkan sebuah peraturan yang tegas mengenai aksi plagiarisme di kampus, dan mekanisme yang jelas untuk menjalankan peraturan tersebut.
- Manfaatkan teknologi untuk memerangi plagiarisme
Jika teknologi turut berperan dalam memberikan kemudahan mahasiswa dalam melakukan plagiarisme bahkan tanpa mereka sadari. Teknologi juga berpotensi untuk memperbaiki keadaan yang ada. Kemajuan teknologi informasi juga turut dapat membantu memberikan pengawasan terhadap aksi plagiarisme. Untuk menghindari plagiarisme di kampus Anda dapat memanfaatkan aplikasi-aplikasi antiplagiarisme misalnya, Wcopyfind, Turnitin, Endnote, Zotero, dan gtPlagiarismTest.
Aplikasi yang terakhir merupakan salah satu produk yang dikembangkan oleh Gamatechno untuk memeriksa validitas suatu karya ilmiah. Aplikasi yang telah digunakan oleh UGM ini memiliki fitur unggulan diantaranya adalah rekam jejak user, kalkulasi presetase kemiripan, evidence of plagiarism, dan multiple plagiarism test method. Sehingga dapat menjadi aplikasi yang dapat dihandalkan dalam memeriksa tingkat plagiarisme suatu karya ilmiah. ( Baca : Mengenal gtPlagiarismTest dengan Segudang Manfaatnya )
Sekian tips untuk menekan tingkat plagiarisme di kampus. Pada akhirnya berbagai upaya ini dapat benar-benar berjalan efektif apabila dilakukan dengan kesadaran penuh oleh seluruh civitas akademik akan resiko plagiarisme demi terciptanya beragam pemikiran, dan ide yang original.
Discussion about this post