Sistem informasi manajemen kampus merupakan salah satu hal yang paling vital untuk mengelola perguruan tinggi, baik itu kampus besar maupun kecil sekalipun. Faktanya, keberadaan teknologi informasi untuk mengelola data kampus sangat diperlukan mengingat banyaknya data mulai dari proses registrasi masuk hingga proses perkuliahan yang bisa ditangani oleh sistem informasi.
Meskipun telah diketahui bahwa peran sistem informasi begitu penting untuk sebuah perguruan tinggi, beberapa dari mereka masih memilih untuk mengelola data yang ada secara manual, salah satu permasalahannya adalah kurangnya alokasi dana. Pengelolaan data kampus secara konvensional bukan hanya berdampak pada pihak kampus seperti adanya indikasi human error pada pengelolaan data, tetapi juga berdampak langsung pada mahasiswa.
Mari kita simak bagaimana ribet nya mahasiswa ketika kampus mereka belum memiliki sistem informasi pengelolaan kampus!
1. Proses registrasi dan pembayaran awal memakan waktu yang cukup lama
Saat melakukan registrasi ulang dan juga pembayaran di kampus baru, tentunya bukan satu ataupun dua mahasiswa yang akan melakukannya, sempitnya waktu yang diberikan oleh kampus dalam proses registrasi dan pembayaran tahap awal pastinya akan memakan waktu yang tidak sedikit, dan akan melewati berbagai macam proses yang begitu ribet, seperti pengisian biodata diri, dan juga antri di loket pembayaran kampus.
Jika kampus telah menggunakan sistem informasi akademik dengan menggunakan sistem host to host untuk pembayarannnya, bisa dipastikan cerita diatas tidak akan terjadi.
2. Pengumuman lulus atau tidaknya mahasiswa membutuhkan waktu yang cukup lama
Setelah tes ujian masuk, jika proses tes ujian masuk di kampus tempat mendaftar menggunakan metode tes dengan cara manual, setidaknya membutuhkan waktu minimal satu minggu untuk memastikan apakah mahasiswa diterima atau tidak di kampus idaman mereka. Berbeda jika di kampus telah menerapkan sistem Computer Basesd Test (CBT), dengan CBT pengumuman kamu diterima atau tidak bisa lebih cepat, bahkan bisa ketahuan hari itu juga.
3. Kesalahan dalam sistem pembayaran registrasi masuk dan juga SPP
Pernah mengalami sudah bayar SPP tapi kenyataannya belum tercatat telah membayar? Atau kuliah hingga semester akhir tapi tidak sekalipun membayar SPP? Hal ini bisa saja terjadi jika ada kelalaian dalam pencatatan pembayaran akademik.
Dengan sistem informasi pembayaran mahasiswa, proses pembayaran bisa jauh lebih mudah. Dengan sistem host-to-host dengan mitra bank, mahasiswa bisa langsung transfer dari ATM manapun tanpa harus ke loket pembayaran di kampus, dan otomatis akan tercatat oleh sistem.
4. Kesalahan data saat input KRS
Saat pengisian KRS dan adanya kesalahan input data pada akademik, ini akan menjadi problem tersendiri untuk mahasiswa, antara waktu perbaikan, dan juga penyesuaian dengan jadwal mata kuliah lainnya.
5. Tidak kebagian kelas setelah KRS-an
Selain masalah di Kartu Rencana Studi, adanya masalah pada pembagian kelas setelah penentuan mata kuliah kerap terjadi, hal ini tentunya akan menghambat proses perkuliahan mahasiswa yang tidak kebagian kelas setelah masa KRS, bahkan membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk masalah yang satu ini.
6. Perubahan Jadwal Perkuliahan yang tidak menentu
Jadwal kuliah dari dosen sering berubah-ubah mungkin bisa menjadi masalah utama untuk mahasiswa, bagaimana tidak, pengumuman perubahan jadwal perkuliahan yang masih menggunakan sistem informasi akademik pastinya jauh lebih efektif jika dibandingkan dengan pengumuman yang ditempel di papan pengumuman.
7. Nilai mata kuliah yang tidak terupdate
Nilai mata kuliah yang keluar tidak sesuai dengan yang sebenarnya? Untuk memperbaikinya tentunya harus menunggu sampai KHS keluar, bagaimana dengan perbaikannya? Akan memakan waktu yang tidak sedikit untuk crosscek nilai satu-persatu dari sekian banyak Mahasiswa.
8. Proses yudisium yang terhambat karena tunggakan pustaka
Proses yang seharusnya bisa selesai lebih cepat akan terhambat karena masalah peminjaman buku yang tidak tercatat dengan baik di perpustakaan kampus. Hal tersebut kemungkinan besar disebabkan karena human error, misalnya proses pencarian jenis buku yang dipinjam, denda yang harus dibayar, dll yang tentunya akan menghambat proses yudisium.
Discussion about this post