Sebelum era digital, tagline “konsumen adalah raja” rasanya menjadi suatu yang mutlak. Karena waktu itu jangkauan area penjualannya terbatas dan konsumenlah yang menjadi indikator penentu apakah suatu lapak laku atau justru sebaliknya. Ada banyak sekat-sekat yang susah ditembus, bahkan cara-cara promosinya pun cenderung monoton. Namun, semakin memasuki era modern, era digital adalah game changer.
Masyarakat saat ini sudah sangat akrab dengan e-commerce. Kalau pun istilah e-commerce terdengar asing, pasti nama-nama seperti Olx, Bukalapak, Lazada, maupun Tokopedia sudah sangat familiar. Di era digital ini, posisi antara penjual dan konsumen setara. Salah satu contohnya: apabila ada penjual yang pelayanannya lambat, konsumen akan memberikan nilai reputasi buruk; sedangkan apabila ada konsumen yang hit and run, penjual akan melakukan blacklist.
Untuk menghindari reputasi buruk, penjual harus meningkatkan kinerjanya. Namun, tidak hanya berhenti sampai di situ, penjual juga harus paham dengan karakteristik konsumen modern. Berikut ini Gamatechno rangkum 5 karakteristik konsumen di era digital:
- Belanja tanpa batasan waktu
Dahulu kala, membeli barang di atas pukul 21:00 WIB merupakan suatu yang aneh untuk dilakukan. Sebab, banyak lapak jualan yang sudah tutup. Di Pasar Beringharjo saja pasca pukul 16:00 WIB sudah banyak penjual yang siap-siap pulang. Memang kemudian bermunculan banyak franchise minimarket yang buka 24/7, tetapi tetap saja ada barang yang tidak bisa ditemukan di situ.
Sistem online mengatasi hal itu. Sistem yang dipakai adalah buka setiap hari jam berapa pun. Penjual bisa memantau toko digitalnya secara berkala. Sedangkan konsumen bisa mengeksplorasi barang yang ingin dibeli dan membandingkan secara langsung antara toko satu dengan toko lainnya. Bisa jadi suatu ketika ada konsumen yang sedang insomnia, kemudian dia iseng-iseng membuka katalog online dan langsung membeli barang yang kebetulan menarik perhatiannya.
- Konsumen mudah dikontrol
Keunggulan dari berjualan di era modern adalah pola belanja konsumen bisa ditelusuri. Konsumen sedang gandrung dengan barang A, namun ternyata di pasaran Indonesia barang itu masih langka. Maka penjual bisa menjadikan hal itu sebagai peluang dengan mencarikan barang itu. Sekali pun tidak ada barang yang sama persis, pemilik lapak bisa menawarkan barang yang memiliki funsi hampir sama.
- Makin kabur batasan saluran penjualan
Masih ada yang ingat dengan istilah direct, inderect, awarness, after sales, dan sebagainya? Istilah-istilah tersebut dulu dikenal sebagai channel atau dalam bahasa Indonesia dipahami sebagai saluran. Masing-masing entitas biasanya dilakukan secara bertahap. Namun, era digital benar-benar mengaburkan channel penjualan itu. Internet bisa memproses semuanya dalam waktu yang bersamaan.
- Konsumen lebih pintar memilih
Meski tagline “pembeli adalah raja” sudah tidak terlalu relevan, tetapi tetap saja uang ada di tangan pembeli. Konsumen tetap akan memilih dan membandingkan hingga akhirnya memutuskan barang apa yang akan dibeli. Konsumen lebih pintar dalam memilih barang. Sangat mungkin misalnya dalam durasi dua jam menelusuri situs e-commerce, mayoritas waktunya digunakan untuk membandingkan barang antar toko. Sebab, ada deskripsi dan foto yang ditampilkan. Itulah mengapa penting buat penjual untuk menampilkan informasi sejelas dan selengkap mungkin.
- Dipengaruhi oleh share di sosial media
Senjata utama dari kesuksesan berbagai hal di internet adalah word of mouth. Begitu juga dengan toko online. Semakin banyak konsumen yang puas, penjual akan semakin banyak memperoleh testimonial positif. Hal itu juga berlaku sebaliknya, tidak heran kalau kemudian ada toko yang bereputasi buruk. Apalagi konsumen sering mencurahkan rasa puas maupun kecewa itu di media sosial. Secara langsung maupun tidak langsung user lain bisa ikut terpengaruh.
Itulah 5 karakteristik konsumen modern. Hal itu bisa dijadikan tips serta trik bagi penjual untuk lebih mengerti konsumen yang pada akhirnya berpotensi meningkatkan penjualan. Intinya, di era digital ini antara penjual dan konsumen harus sama-sama pro-aktif. Dengan itu, transaksi online bisa menjadi semakin baik dan aman.
Discussion about this post