Blog.Gamatechno.com – Kota mana yang tidak ingin memiliki sistem yang baik dan memberi manfaat ke semua pihak? Kebutuhan air bersih tercukupi, energi terbarukan mudah diakses, sistem transportasi terintegrasi yang mudah digunakan, keamanan masyarakat terjamin, dan sebagainya. Berbagai hal tersebut rasanya sudah menjadi keinginan banyak kota di dunia sejak lama, tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup warganya.
Dari data urbanisasi dunia, diperkirakan pada 2050 ada sekira 66% penduduk dunia yang hidupnya berada di area perkotaan. Dengan banyaknya jumlah warga perkotaan ini, jelas kota harus mampu menyediakan barang kebutuhan dasar seperti makanan sehat, air bersih, hingga kecukupan energi, sekaligus kepastian tentang stabilitas ekonomi, sosial, dan kelestarian lingkungan.
Dibandingkan dengan era-era sebelumnya, banyak pihak yang perlu dilibatkan untuk membuat kota menjadi smart city. Integrasi teknologi menjadi tantangan utama yang memerlukan kerja sama dengan banyak pihak karena terkait dengan sistem yang akan dijalankan.
Mengapa konsep smart city bisa meningkatkan kualitas hidup warga dan perlu diterapkan oleh pemerintah kota? Apa saja latar belakang konsep smart city perlu segera di aplikasikan di pemerintah kota? Berikut Gamatechno rangkumkan lima poin utamanya.
1. Pertumbuhan populasi yang makin banyak
Sudah menjadi rahasia umum bahwa negara berkembang seperti Indonesia memiliki tingkat pertambahan populasi yang begitu tinggi. Apalagi dominasi warga berusia muda ada di depan mata. Kondisi tersebut kalau tetap ditangani dengan pendekatan kota yang selama ini digunakan, hasilnya tidak akan maksimal. Akan ada banyak pihak yang merasa tidak terakomodasi keperluan dan kepentingannya. Smart city memiliki sistem baku yang bisa mengatur hal ini sehingga bisa meminimalisir kerugian horizontal.
2. Dampak pertumbuhan populasi terhadap lingkungan
Semakin banyak penduduk, jelas semakin banyak pula kebutuhan hidup yang mesti dipenuhi. Sayangnya, sistem kota yang lama seringkali tidak awas dengan permasalahan lingkungan. Banyaknya penduduk akan meningkatkan konsumsi energi serta menambah limbah buangan yang tidak ramah lingkungan. Smart city berjalan beriringan dengan upaya pelestarian lingkungan. Sistemnya mendukung penggunaan energi terbarukan serta usaha-usaha daur ulang limbah.
3. Kebutuhan perawatan kota secara menyeluruh
Supaya kota tetap nyaman dan aman ditinggali, perlu adanya perawatan secara berkala. Namun, semakin ke sini “berkala” saja tidak cukup. Kota mesti responsif dan bisa meng-cover seluruh wilayah sehingga tidak menimbulkan kecemburuan sosial. Konsep smart city melalui sistemnya mendukung fungsi pemetaan perawatan ini. Masih ditambah dukungan sistem di mana seluruh warga bisa ikut serta dalam memberikan informasi real-time tentang hal-hal apa yang harus segera ditangani. Win-win solution.
4. Kebutuhan teknologi integrasi untuk tata kota
Kemajuan pesat internet membuat semua teknologi harus menjadi semakin terhubung. Teknologi ini pun tidak bisa lagi cuma digunakan oleh kalangan personal maupun kelompok. Dalam konsep smart city, teknologi yang terintegrasi bisa digunakan untuk menangani tata kota. Hal ini akan menciptakan keteraturan dan mengurangi potensi human-error.
5. Kebutuhan kualitas pelayanan yang efektif dan efisien
Sekarang ini, siapa sih yang mau menunggu lama-lama kalau mau membuat sesuatu di instansi pemerintahan? Perizinan, birokrasi, paspor, dan semacamnya harus memiliki proses pelayanan seefektif dan seefisien mungkin. Pemangkasan waktu tunggu ini bisa menggunakan solusi smart city. Sistem yang terintegrasi satu sama lain membantu warga supaya tidak perlu dilempar dari satu tempat ke tempat lain. Bahkan melalui layanan administrasi online, semua hal bisa lebih cepat selesai.
Dari lima poin tersebut, kita bisa menarik benang merah bahwa keberadaan smart city di Indonesia tidak hanya menguntungkan salah satu pihak—pemerintah saja atau warga saja. Namun itu adalah solusi bagi semua. Selain itu, smart city jelas mampu meningkatkan efisiensi serta efektivitas kerja sehingga bisa meningkatkan taraf kualitas hidup setiap elemen kota. Jadi, masih mau menunda smart city?
Discussion about this post