Banyak orang berusia produktif yang menghabiskan sebagian besar waktunya di tempat kerja. Terkadang, lingkungan dari rutinitas tersebut bisa sangat melelahkan. Di sini, interaksi antar pegawai memiliki peran penting. Hubungan yang baik akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih nyaman.
Sehingga, menjadi kebutuhan bagi setiap pegawai untuk merasa nyaman dengan dinamika komunikasi yang terjadi di tempat kerja. Biasanya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Seperti melakukan komunikasi secara terbuka, menetapkan batasan yang jelas antar pegawai demi produktivitas kerja, maupun menggunakan waktu istirahat yang ada dengan sebaik mungkin.
Kaitannya dengan interaksi langsung, sangat penting bagi tiap pegawai untuk tidak bersikap mudah emosi dan konfrontatif. Pengendalian diri pada kedua hal tersebut akan menciptakan lingkungan kerja di mana tiap pegawai akan termotivasi untuk saling bertukar gagasan tentang berbagi isu yang ada tanpa adanya perasaan was-was. Keterbukaan semacam itu akan sangat membantu dalam penanganan suatu hal dengan lebih cepat dan efisien.
Namun dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini, menjadi tak kalah penting untuk memiliki wadah yang mampu mengakomodir. Misalnya dengan adanya media komunikasi yang berbasis teknologi informasi (IT), ambil contoh Groupware.
Groupware bisa membantu para pegawai untuk saling berinteraksi. Iklim yang ada di dalamnya pun bersifat cair sehingga interaksi yang terjadi bisa lebih leluasa dan mudah. Pada berbagai keperluan, Groupware dapat melancarkan proses diskusi mengenai berbagai proyek dengan meminimalisir distraksi dan waktu yang diperlukan jika dibandingkan dengan diskusi konvensional. Apabila penggunaannya sudah intens, maka Groupware tentu mampu melancarkan aktivitas kerja para pegawai.
Namun bekerja secara terus-terusan di hadapan layar monitor juga melelahkan. Maka, pemanfaatan waktu istirahat menjadi krusial di sini. Bounding antar pegawai dapat lebih akrab. Dengan waktu yang tersedia, pegawai bisa melakukan refreshing bersama pegawai lain. Misalnya dengan melakukan makan siang bersama. Biasanya, akan ada banyak hal yang dipertukarkan ketika sedang istirahat. Paling tidak, bakal bermunculan ide segar di sela waktu singkat tersebut yang bakal melancarkan aktivitas setelahnya.
Untuk interaksi jangka panjang, perlu juga untuk terus melakukan improvisasi dalam komunikasi yang dilakukan. Cara memaksimalkannya ada beberapa poin. Pertama, minimalkan konflik yang terjadi. Yaitu fokus untuk mencari solusi dari masalah kerja lewat sistem kolaborasi, bukan untuk memenangkan argumen sendiri maupun mencampuradukkan dengan urusan pribadi. Kedua, hindari sikap superior. Ide-ide yang menonjol memang dibutuhkan, namun dalam proses interaksi selalu posisikan setiap orang setara. Ketiga, lebih proaktif. Dalam interaksi kelompok, proaktif adalah kunci berjalannya produktivitas. Hadapi masalah yang berpotensi muncul, jangan menunggu sampai susah untuk ditangani.
Keempat, hindari gosip. Gosip internal seringkali justru malah menghambat aktivitas kerja. Dengan komunikasi terbuka, hal ini bisa diminimalisir. Kelima, dan terakhir, gunakan media dengan seoptimal mungkin. Melalui media yang berbasis teknologi, misalnya Groupware, banyak pekerjaan yang bisa diselesaikan secara lebih cepat dan efektif. Sistem kolaborasi yang ada pun bisa terus dimaksimalkan.
Pada akhirnya, dengan memaksimalkan interaksi antar pegawai, tuntutan kerja yang ada bisa dipenuhi dengan lebih baik. Selain itu, lingkungan kerja juga bisa menjadi lebih nyaman. Apabila hal itu sudah berjalan, dampak positif pada semangat kerja pegawai akan terbangun dengan sendirinya. (Anas)
Discussion about this post