Transportasi saat ini menjadi sebuah isu permasalahan yang menjadi perhatian negara untuk segera diselesaikan. Utamanya transportasi darat yang identik dengan kata “macet” di kota-kota besar. Di beberapa kota besar bahkan mulai terbiasa dengan rutinitas kemacetan pada jam–jam tertentu dikarenakan volume kendaraan pribadi sangat besar dan kurang optimalnya layanan transportasi publik. Salah satu kota yang sedang memerangi penyakit transportasi darat tersebut adalah Kota Bogor.
Kota yang terkenal dengan sebutan kota hujan tersebut sudah beberapa tahun belakangan melakukan banyak cara untuk mengatasi permasalahan kemacetan tersebut, namun belum membuahkan hasil yang diharapkan. Apalagi dengan banyaknya jumlah angkot yang tidak diimbangi oleh cukupnya sarana prasarana Bus TransPakuan yang telah beroperasi. Karena itu perlu inovasi baru mengatasi permasalahan transportasi tersebut dengan memperkenalkan konsep Bogor Bus Intelligent Transport System (BoBITS).
Pemerintah Kota Bogor sangat serius dalam memperbaiki layanan BRT yang dilakukan oleh TransPakuan. Keseriusan itu ditunjukkan oleh Tim Penyehatan Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) Bogor Minggu (13/9/15). Bekerjasama dengan konsorsium perusahaan pendukung, mereka mendemonstrasikan sistem BRT cerdas di depan Walikota Bogor, Dr Bima Arya Sugiarto. “Kami berupaya agar transportasi bisa lebih baik. Kami bekerja baru dua bulan, tetapi kami ingin menunjukkan keseriusan untuk membenahi transportasi Bogor melalui PDJT,” kata Ngurah Wirawan di sela-sela acara.
Ngurah berterima kasih atas keikutsertaan perusahaan dalam konsorsium yang mendukung pembenahan transportasi Bogor, yaitu PT Rahayu Santosa, PT Anugerah Sukses Bersama, PT Tower Bersama Group, PT Bahagia Audio Video, dan PT Aino Indonesia yang merupakan anak perusahaan dari PT Gamatechno Indonesia asal Yogyakarta. Konsorsium ini membantu Tim Penyehatan dan Pembenahan PDJT Bogor untuk mencari bentuk ideal sistem bus yang cocok.
Aino ikut andil dengan memberikan solusi sistem e-ticketing berbasis smart card yang terintegrasi dengan aplikasi fleet management yang dapat memantau bus baik jumlah penumpang, posisi bus, jarak yang ditempuh, perhitungan biaya, dan kondisi teraktual di dalam bus melalu kamera yang terpasang. Aplikasi ini diterapkan sesuai dengan kebutuhan database yang diperlukan PDJT. Sebelumnya Aino telah mengimplementasikan sistem e-ticketing dan pendukungnya untuk Transjakarta, Trans Jogja, Trans Batik, dan Trans Kendari.
Kunci utama pembenahan menurut Ngurah Wirawan ada pada penghitungan penumpang yang diangkut setiap unit bus. Perhitungan yang pasti itu akan sangat bermanfaat untuk mengatur uang yang masuk dari penumpang. Gampangnya, lanjut dia, ketika Pemerintah Kota Bogor mau menyubsidi penumpang, maka angka yang dikeluarkan mudah dihitung untuk berapa orang, bahkan jumlah penumpang per unit bus per hari bisa dihitung.
Manager Business Development Aino, Yuanda Bhima Fesida menjelaskan prinsip penghitungan penumpang terintegrasi cukup sederhana. Penumpang bisa memanfaatkan kartu elektronik dan menempelkannya saat masuk di pintu depan, lalu menempelkan kembali saat keluar melalui pintu tengah/belakang. Saat penumpang masuk, ada layar monitor yang menunjukkan penumpang naik dan ketika turun angka itu berkurang. Jumlah riil penumpang saat bus berjalan bisa diketahui, sehingga kapasitas penumpang bisa dijaga sesuai dengan kemampuan bus. “Aplikasi kami dapat memonitor penumpang yang diangkut setiap unit bus. Jadi bisa menjadi acuan,” ujar Bhima Fesida.
Rancangan yang didesain Tim Penyehatan PDJT Bogor tak kalah dari Transjakarta. Sesuai kebutuhan dan pertimbangan operasional, mereka memilih alat pemindai kartu dipasang di pintu masuk dan keluar bus, bukan di halte bus. “Kami juga merancang bus yang mempermudah orang untuk keluar masuk, kita lihat nanti apakah bus berlantai rendah (low floor) cocok dengan kondisi yang kami perkirakan,” ujar salah satu anggota tim, Rudy Thehamihardja.
Rencananya bus contoh yang disiapkan ini akan dibawa dalam pameran transportasi di Gedung Sate Bandung Kamis (17/9/15). Bus contoh itu akan dipresentasikan di depan Kementerian Perhubungan dan jajaran Dinas Perhubungan se Jawa Barat. Diharapkan inovasi BoBITS ini dapat menjadi acuan dan contoh bagi kota–kota besar lainnya untuk menerapkan sistem yang serupa.
Discussion about this post