Indonesia menjadi salah satu negara dengan kunjungan wisatawan terbesar di dunia. Meskipun masih berada di bawah Thailand dalam hal pendapatan pariwisata daerah, namun cukup diakui bahwa potensi pariwisata daerah di negara ini masih bisa terus ditingkatkan. Akan tetapi jika pemerintah bersikap tak acuh terhadap strategi pemasaran pariwisata daerah, hal tersebut bisa berakibat pada penurunan pendapatan negara dari sektor pariwisata.
Perlu diketahui bahwa kunjungan wisatawan, baik wisatawan lokal maupun mancanegara merupakan “nyawa” bagi keberlangsungan pariwisata di Indonesia. Wisatawan menjadi salah satu sumber devisa negara yang ditargetkan akan terus meningkat setiap tahunnya. Terhitung hingga tahun 2017 pendapatan dari potensi pariwisata Indonesia terus mengalami peningakatan dan hingga saat ini sudah menjadi penyumbang devisa negara terbesar setelah minyak bumi.
Meskipun begitu, pemerintah merasa pendapatan dari sektor pariwisata belum dapat memenuhi target yang ditetapkan. Sehingga strategi promosi pariwisata daerah masih harus digenjot agar secara optimal dapat meningkatkan kunjungan wisatawan. Salah satu strategi pemasaran yang dinilai efektif adalah melalui media digital.
Optimalisasi Media Digital Pariwisata untuk Mendukung “Gaya Hidup” Digital

Adanya pergeseran gaya hidup masyarakat Indonesia yang saat ini sudah hidup berdampingan dengan ponsel pintar, seharusnya bisa menjadi terobosan baru bagi pemerintah untuk mendongkrak media digital sebagai media promosi pariwisata yang lebih efektif. Perilaku konsumen jaman sekarang tidak lagi datang ke agen-agen travel atau penyedia layanan paket pariwisata, karena semua kebutuhan travelling bisa mereka dapatkan dengan mudah secara digital. Terbukti dari semakin banyaknya pengguna aplikasi layanan reservasi tiket dan hotel tanpa harus datang ke kantor agen untuk bertransaksi manual.
Seperti yang disampaikan Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti, yang mengatakan bahwa saat ini 34 persen penduduk Indonesia merupakan pengguna aktif internet. Dari data tersebut dijelaskan bahwa 66 juta orang merupakan pengguna aktif smartphone dan 79 juta orang merupakan pengguna aktif media sosial. Hal ini menunjukkan angka penduduk Indonesia yang “melek” digital terhitung sangat tinggi dibandingkan 3 hingga 4 tahun sebelumnya.
Bagaimana Cara Mengoptimalkan Media Digital Pariwisata?

Namun yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara kita dalam mengoptimalkan penggunaan media digital untuk menunjang promosi pariwisata daerah? Mengingat tingginya pengguna smartphone dan internet di Indonesia, tentu bukan hal sulit jika ingin memaksimalkan media digital untuk mendongkrak wisatawan. Pemasaran bisa dilakukan melalui informasi-informasi berbasis digital seperti melalui media sosial, situs website maupun blog. Apalagi jika yang ditargetkan merupakan konsumen dengan usia produktif, media sosial akan menjadi alat promosi yang efisien.
Pengembangan aplikasi-aplikasi yang menyediakan informasi pariwisata daerah yang mencakup biaya perjalanan, tiket masuk, penginapan terdekat dan informasi lainnya juga bisa menjadi strategi jitu dalam mengoptimalkan pemasaran secara digital. Sebagian masyarakat tidak lagi berburu informasi melalui media cetak seperti koran, surat kabar ataupun brosur. Karena, hampir semua data dan informasi bisa secara mudah didapatkan melalui internet dan aplikasi. (Baca : Pentingnya Penerapan Smart Tourism dalam Industri Pariwisata di Indonesia )
Pemerintah bisa menggandeng para pengembang teknologi informasi dan komunikasi untuk membangun suatu wadah yang dapat memudahkan masyarakat mencari informasi tentang potensi pariwisata daerah di Indonesia. Sehingga dengan strategi seperti ini bisa digunakan untuk mengenalkan potensi-potensi pariwisata daerah pelosok yang belum terekspos.
“Go Digital” bisa menjadi terobosan baru dalam mengubah gaya pemasaran secara konvensional menjadi lebih modern. Tidak hanya lebih efektif, media digital merupakan media pemasaran yang dapat menghemat anggaran dana operasional. Tidak lagi dengan mencetak brosur-brosur yang dapat menyebabkan pemborosan, karena promosi dilakukan secara online dimana akan menyentuh semua lapisan masyarakat. Informasi dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Dengan hal ini maka masyarakat tidak lagi dibingungkan dengan terbatasnya sumber data.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa media digital harus terus dioptimalkan untuk menunjang strategi pemasaran pariwisata. Dengan media digital diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan sektor pariwisata, terutama untuk pendapatan daerah sendiri. Sehingga daerah-daerah pelosok yang memiliki potensi pariwisata tersembunyi bisa lebih mandiri dan lebih dikenal oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.
Discussion about this post