Tren ERP 2023 pada Bisnis

tren erp 2023

Sekarang sudah banyak bisnis yang mulai beroperasional semenjak terjadinya pandemi. Banyak juga yang sudah menyadari bahwa keadaan pasar sudah berbeda, tidak sama lagi seperti yang dulu. Sumber-sumber yang terbatas, timeline yang semakin ketat, dan demand konsumen yang semakin meningkat hanyalah segelintir tantangan yang bahkan korporasi besar pun akan susah menghadapinya. Dengan berbagai masalah dan tantangan yang ada dalam perjalanannya, tren software ERP yang baru membantu perusahaan dalam menghadapi perubahan pada pasar.

Mempertimbangkan transformasi digital, memonitor dunia ERP dan tren software yang terus berkembang adalah hal yang memang harus terjadi bagi perusahaan. Ketika Anda memahami bagaimana industri terbentuk, Anda bisa mengevaluasi lebih akurat tentang tipe software apa yang paling cocok dengan kebutuhan Anda, saat ini dan di masa mendatang.

Artikel ini memberikan informasi tentang prediksi tren ERP 2023 dan selanjutnya untuk membantu bisnis Anda tetap kompetitif.

1. Migrasi Seluruhnya ke Cloud

Mulai tahun 2020, adopsi cloud melampaui ekspektasi di berbagai industri. Bisnis-bisnis yang bertransisi sebelum adanya pandemi bekerja secara remote dan memelihara produktivitas merupakan hal yang perlu untuk langsung dilaksanakan. Beberapa contoh misalnya, produktivitas malah meningkat lebih dari yang diproyeksikan sebagai hasil dari kerja remote.

Akhirnya, perusahaan-perusahaan beralih menggunakan cloud dengan hampir 50% solusinya adalah ERP yang sudah ada di sistem cloud pribadi. Kemudian yang beberapa menggunakan sistem ERP di cloud umum, sedangkan beberapa lainnya mencoba keuntungannya dengan menggunakan pengaturan hybrid.

Migrasi ke cloud lebih jauh dilakukan oleh perusahaan-perusahaan, bahwa mereka sudah benar-benar beralih ke cloud dengan beberapa aspek masih terus berlangsung dan berprogres. Beberapa perusahaan juga berfokus pada optimasi landscape cloud mereka setelah mengeksplor beberapa solusi cloud. Sementara itu, yang lainnya juga serius berfokus pada peralihan infrastruktur mereka ke cloud.

Diketahui juga beberapa perusahaan masih menggunakan on-premise, legasi dari sistem ERP. Mereka berjuang untuk memenuhi kebutuhan bisnis modern, seperti analitis atau proses data-driven. Dan, dengan sebagian besar tenaga kerja mereka berpindah ke kerja remote, solusi lama ini dengan cepat menjadi kuno.

2. Portal ERP Mobile

Hampir seluruh bisnis usaha pasti sudah familiar dengan aplikasi mobile. Faktanya bisnis yang sedang berkembang berpendapat bahwa karyawan-karyawan mereka menggunakan gawai mobile untuk mengakses perusahaan dan informasi terkait pekerjaan ketika mereka jauh dari komputer mereka atau bekerja di luar kantor. Terlebih, gawai mobile benar-benar terbukti mempengaruhi produktivitas mereka secara keseluruhan.

Dengan banyak solusi ERP yang sekarang tersedia di cloud, langkah mereka ke ruang mobile bisa dikatakan terjadi secara alami. Perusahaan-perusahaan sekarang butuh untuk memenuhi kebutuhan lebih banyak tenaga kerja remote dan yang bermobilitas. Oleh karenanya, banyak fitur solusi ERP menjalar ke gawai mobile.

Sistem ERP mobile secara signifikan menambahkan value dengan membentangkan fungsionalitas yang kuat melebihi kantor, pabrik, dan pergudangan. Mereka memungkinkan perusahaan untuk jadi lebih proaktif melalui prediksi dan data analytics. Untungnya ada jaringan WiFi dan perbaikan di kecepatan data mobile, sehingga anggota staf mempunyai akses ke data real-time melalui aplikasi ERP mobile mereka.

Singkatnya, personil penjualan area B2B bisa mempunyai update secara real-time tentang pasokan produk. Mereka bisa menawarkan produk yang tersedia dengan cepat, yang meminimalisir waktu tunggu untuk konsumen.

Bahkan di dalam premis-premis perusahaan, sistem ERP mobile juga valuable. Notifikasi mengijinkan pemegang saham kunci dan manajer untuk membuat keputusan real-time. Terlebih, fitur eksklusif mobile membuat kumpulan data menjadi lebih mudah tersedia melalui kamera, geolokasi, dan fingerprint recognition. Hal ini memudahkan perusahaan untuk menangkap informasi produktivitas yang di sisi lain sulit untuk didapat.

3. Integrasi IoT

Sebuah sistem ERP hanyalah seefektif datanya. Untuk menjadi kompetitif, sebuah perusahaan seharusnya punya sebuah strategi koleksi data yang efisien di sebuah tempat untuk mengambil keuntungan utuh dari solusi ERP. Untungnya Internet of Things (IoT) membuat pengkoleksian data jadi sesuatu yang tidak sulit. Potensial mengintegrasi IoT dengan sistem ERP tidak hilang di antara para pemimpin industri dan perusahaan.

Aplikasi IoT industrial yang ada di antara pembesar menggunakan kasus ini, dengan video dan pengawasan sekuritas memimpin pakat. Terlebih, para ahli melaporkan bahwa pasar IoT industrial global diharapkan mencapai sekitar lebih dari $1,000 milyar di tahun 2028. Mereka mengharapkan ruang IoT meningkat dari 2022 ke 2028.

Keuntungan IoT memangkas banyak biaya dari pengkoleksian data dan monitoring sistem. Solusi tanpa kabel (wireless), seperti IoT, digadang-gadang lebih murah dan lebih sederhana untuk dapat dipakai. Terlebih, mereka mempunyai potensi untuk mengurangi pengeluaran dalam mengimplementasikan ERP di lingkup industrial.

Contohnya pada penggunaan kasus integrasi IoT-ERP di industri zat kimia. Sebuah manufaktur zat kimia menanamkan pengawasan terhadap banyak informasi seperti tekanan, kelembapan, temperatur, dan bahkan vibrasi. Menggunakan gawai IoT pada pergudangan mengautomasi pengkoleksian data. Ketika informasi dari gawai IoT dimuat ke dalam aplikasi ERP, monitoring 24/7 jauh lebih efisien. Hal ini membuka kesempatan untuk menurunkan biaya asuransi dan juga mengidentifikasi pemborosan.

4. ERP untuk Industri yang Spesifik

Menurut ahli industri, Deltek cukup memimpin dalam hal pasar saham sistem ERP di dunia. Kemudian diikuti oleh Microsoft Dynamics, Workday, SAP ERP, dan Microsoft Dynamics GP. Mayoritas dari software ERP top ini adalah firma privat yang tidak hanya bergerak di industri tertentu saja (industry-agnostic). Oleh karena itu, mereka menawarkan jangkauan luas dari inti dan fungsionalitas yang lebih maju yang dimaksudkan untuk menyediakan solusi untuk tipe perusahaan apa saja, apapun.

Bagaimanapun, penting bahwa sistem top, Deltek, membranding diri mereka sendiri sebagai sebuah solusi “Proyek ERP dan Profesional Layanan Automasi” yang secara signifikan berbeda dari kompetitornya. Jika dilihat lebih dekat, akan terungkap beberapa industri spesifik produk ERP di bawah payung Deltek. Deltek punya Costpoint Deltek yang dikembangkan secara spesifik untuk kontraktor pemerintah.

Di sisi lain, Deltek juga menyediakan sebuah solusi ERP yang dinamakan Workbook, yang ditujukan untuk agensi-agensi. Produk-produk ini menunjukkan naiknya kebutuhan solusi ERP untuk industri spesifik. Ketika ERP memulai perannya di manufaktur, popularitasnya sudah menyebar luas ke banyak bidang lainnya. Bahkan perusahaan berskala kecil hingga menengah sekarang membutuhkan ERP untuk beroperasi.

5. Proses yang Lebih Data-driven

Data penting sebagai komoditas dalam pasar information-driven. Para pemimpin industri dan para ahli mengikuti penyesuaian dengan menunjuk data sebagai sesuatu yang besar selanjutnya di bisnis. Seiring ERP berpindah ke cloud dan menjadi lebih terjangkau untuk banyak perusahaan, proses data-driven dan pembuatan keputusan menjadi sebuah norma.

Demand yang cepat untuk ‘big data’ di beberapa dekade terakhir menggarisbawahi tren ini. Pada tahun 2011, ukuran pasar big data di seluruh dunia dihargai hanya sekitar $7 juta. Terus melaju ke tahun 2020, pasar saham big data sekitar $130 milyar. Dan diharapkan akan terus bertumbuh mencapai $234 milyar di tahun 2026 nanti.

6. Customer-oriented ERP

ERP punya riwayat panjang perpindahannya dari operasional back-office seperti inventaris atau manufaktur, menjadi benar-benar sebuah solusi fitur komplit. Artinya, banyak perusahaan yang berhadapan dengan konsumen yang mengambil keuntungan dari sistem ERP untuk mengumpulkan insight. Cukup alami untuk mereka bergantung pada data untuk mengoptimalkan hubungan mereka dengan konsumen.

Dengan mempersingkat proses backend, perusahaan bisa memperbaiki layanan konsumen mereka. Singkatnya, mereka menggunakan ERP untuk memastikan bahwa inventaris mereka memenuhi perubahan demand untuk produk spesifik. Bagaimanapun, menurut ahli, di luaran sana sistem ERP masih terus berjuang di ruang B2B. Konsumen B2B mempunyai ekspektasi lebih tinggi ketika menyangkut masalah pengalaman penjualan.

Tidak seperti di masa lalu, lebih dari setengah para pemimpin B2B sekarang lebih beralih ke e-commerce sebagai bagian esensial dari perjalanan konsumen mereka. Konsumen B2B menuntut ketangkasan pengalaman penjualan di ruang B2C tetapi ekspektasi lebih tinggi dan kebutuhan yang kompleks.

Alhasil, vendor ERP memberi perhatian dengan mengembangkan ERP yang berorientasi pada konsumen. Dengan melihat inventaris dan software manajemen pesanan, mereka mulai menggunakan sistem ERP untuk menangani orkestra pesanan yang dinamis, menganalisa data secara real-time, dan bahkan menyediakan bantuan omnichannel.

Faktanya, kebanyakan software ERP diintegrasikan dengan manajemen inventaris, manajemen pesanan, CRM, dan sistem pengambilan pesanan; yang adalah fitur yang berorientasi pada konsumen. Terlebih, banyak solusi datang dengan fungsionalitas yang out of the box tanpa kustomisasi lebih jauh atau kebutuhan untuk aplikasi pihak ketiga.

7. ERP saat Setelah Masa Pandemi (Post-pandemic)

Sistem supply di seluruh dunia sudah terdisrupsi secara drastis oleh Covid-19. Ada penurunan pada demand konsumen dan aktivitas industrial pada tahun 2020 selama masa pandemi, yang membuat banyak industri tutup. Dengan adanya vaksin, keadaan sudah lebih baik dan banyak sektor mulai pulih.

Meskipun itu merupakan berita baik, tapi tentu ada tantangannya. Bisnis-bisnis di sektor berbeda sudah mencoba untuk buka lagi. Bagaimanapun, banyak yang masih belum bisa menggaji dengan cukup untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan yang bertumbuh. Sebagai tambahan, sehubungan dengan kekurangan barang di seluruh dunia, beberapa bisnis tidak bisa memelihara inventaris barang mereka dengan cukup.

Situasi seperti ini sangat menantang untuk bisnis-bisnis dengan supply chain yang rumit karena operasi mereka mudah terpengaruh interupsi sehubungan dengan kekurangan input dari sektor-sektor lainnya. Industri-industri utama cukup menderita dari kerugian hingga ratusan juta sehubungan dengan disrupsi dari supply chain. Contohnya, sektor elektronik masih berkutat pada kekurangan sumber yang menyebabkan kerugian besar.

8. Fully-integrated ERP

Perusahaan selalu berkembang dengan bantuan integrasi di dalam proses tersebut. Hal tersebut membantu automasi proses-proses dan aktivitas penting bisnis, akselerasi data sharing, dan perbaikan analisis data. Integrasi mengeliminasi penginputan data terduplikasi dan komunikasi internal yang sia-sia dengan menghubungkan dan mensinkronkan software dengan sistem, seperti portal e-commerce.

Inti dari integrasi ini adalah aplikasi ERP. Sebuah sistem ERP terintegrasi membantu perusahaan untuk mengelola setiap area bisnis dari sebuah aplikasi tunggal, memastikan bahwa data mengalir dengan lancar di dalam perusahaan ― dan menuju ke catatan akuntansi. Data integrasi dan proses-proses meningkatkan efisiensi dan membantu untuk lebih terinformasi dan juga membantu dalam membuat keputusan data-driven.

CRM adalah aplikasi dari software ERP paling terintegrasi. Hal ini menunjukkan kebutuhan kompleks dari perusahaan, khususnya karena demand konsumen dan perubahan ekspektasi. Bisnis di industri yang berbeda-beda tampak memahami keuntungan integrasi. Hampir semua bisnis sudah menggunakan beberapa bentuk dari portal integrasi terpusat. Sedangkan yang lainnya berpendapat bahwa integrasi merupakan salah satu prioritas penting mereka.

9. ERP Dua Tingkat (Two-tier) Sebagai Jawaban Industri 4.0

Pasar industri 4.0 dunia akan berkembang sangat cepat di tahun-tahun mendatang seiring dengan penerimaan automasi industrial meningkat juga, adopsi teknologi robot meningkat, dan pendanaan pemerintah untuk digitalisasi bertumbuh. Menurut penelitian, pasar saham industri 4.0 akan mencapai $210 milyar di tahun 2026. Ini adalah tiga kali lipat value dibandingkan dengan pasar value tahun 2019 yang hanya $70 milyar.

Di antara teknologi dengan efek paling berpengaruh pada bisnis, IoT jadi yang teratas, kemudian diikuti dengan AI, infrastruktur cloud, big data dan analitik, dan nanoteknologi. Efek signifikan dari teknologi-teknologi ini lebih jauh mengindikasikan transisi sangat cepat ke manufaktur digital. Di antara inovasi-inovasi ini; IoT, infrastruktur cloud, big data, dan analitik data adalah bagian integral dari implementasi ERP modern. Dengan pengaturan ERP terkini, bagaimanapun, perusahaan bisa beradaptasi ke industri 4.0 dengan ERP dua tingkat (two-tier).

Berbeda dari ERP tunggal, ERP two-tier membantu bisnis untuk menggunakan sumber ERP terkini mereka pada tingkat korporasi (tier one) sambil mengoperasikan subsidiari dan unit pada solusi ERP terpisah (tier two), yang seringkali yaitu pada cloud. Firma yang lebih besar mungkin akan terus menggunakan sisten ERP utama mereka untuk finansial dan aktivitas fundamental lainnya, sedangkan segmen bisnis yang lebih kecil mungkin lebih memilih untuk solusi terkustomisasi.

10. AI dan Adopsi Machine Learning (ML)

AI dan machine learning (ML) cukup memainkan perannya di peningkatan industrial dan bisnis. Bisnis menggunakan potensi AI dan ML untuk mengekstrasi data yang berkualitas tinggi, meningkatkan produktivitas, memangkas ongkos, dan mendapatkan lebih banyak value dari data mereka.

Dalam ERP, sistem AI dan ML mengambil alih pekerjaan yang awalnya butuh intelektual manusia. Sistem ERP memangku generasi, pemrosesan, dan pelaporan data korporat dan membantu bisnis dalam mengelola informasi mereka. Kebutuhan pemrosesan data yang penting ini meliputi semua aspek perusahaan; termasuk finansial, produksi, operasional pergudangan, proyek, dan staf yang penting untuk mengelola firma.

11. Peningkatan pada Security ERP

Selama masa pandemi, cybersecurity cukup gencar terjadi dan menyerang untuk membobol data. Dengan porsi signifikan dari tenaga kerja yang bekerja di luar kantor, sistem bisnis seperti ERP tidak digunakan untuk menangani masalah sekuritas ketika kerja remote. Sehingga cybersecurity itu bisa mudah terjadi.

Sektor yang merasa penyesuaian operasionalnya signifikan sebagai hasil dari pandemi adalah seperti ritel, kesehatan, perhotelan, distribusi, dan manufaktur; yang juga menghadapi kenaikan signifikan dari biaya kebobolan data.

Akhirnya, sistem-sistem yang menggunakan sejumlah besar data, yaitu ERP dan sistem terintegrasi lainnya seperti CRM, mendapat ancaman yang cukup berarti. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan melakukan pelacakan secara cepat pada usaha mereka untuk mengamankan aplikasi ERP mereka. Dan dengan masa depan dari kerja remote yang semakin diminati, hybrid, dan susunan distribusi; perusahaan harus memprioritaskan keamanan atau sekuritas bisnis.

Itu tadi adalah 11 tren ERP tahun 2023. Jadi, sekarang Anda sudah familiar dengan tren-tren tersebut, kan; sambil atur strategi bisnis untuk tahun depan. Yuk, konsultasikan kebutuhan perusahaan Anda bersama Gamatechno, karena kami punya solusi untuk kebutuhan transformasi digital yang Anda butuhkan. Kunjungi https://www.gamatechno.com/contact/ segera, ya!

Exit mobile version