Saat ini banyak sekali perusahaan-perusahaan khususnya perusahaan start-up yang bermunculan dan bergerak di bidang IT. Semakin berkembangnya era digital membuat banyak perusahaan yang menjalankan bisnisnya ‘riding the wave’ dengan memanfaatkan keberadaan teknologi untuk menjawab tantangan jaman.
Apalagi dengan adanya masa pandemi di mana segala hal dan aktivitas diimbau untuk beralih ke sistem digital dalam pelaksanaannya. Tentu hal ini memicu para pelaku bisnis, developer, dan tenaga ahli untuk bekerja sama menjawab segala permasalahan netizen dan berlomba-lomba untuk menyediakan jasa, layanan, dan barang yang dapat memenuhi kebutuhan setiap lapisan masyarakat.
Namun, tentu saja dengan semakin banyak bermunculan bisnis bidang IT dan semakin berkembangnya bisnis yang dijalankan perusahaan, tetap ada tantangannya masing-masing. Semakin tumbuh dan besar sebuah perusahaan, tentu permasalahan yang dihadapi pun akan semakin kompleks.
Berikut 5 permasalahan yang kerap ditemui oleh perusahaan-perusahaan IT:
1. Kurangnya Keamanan dari Pekerja (Internal)
Bisa dikatakan masalah paling serius yang dihadapi oleh bisnis teknologi adalah keamanan pegawai. Menurut Cox BLUE, dibandingkan dengan ulah kecurangan orang dalam dan hacker yang mempunyai persentase dibawah 30% dalam menyumbang permasalahan perusahaan, masalah pegawai yang ceroboh justru menyumbang 48% pelanggaran data. Para karyawan membawa data-data yang sensitif setiap waktu dan dapat dengan mudah kehilangan mereka karena serangan phishing yaitu salah satu cybercrime dengan cara pengelabuhan untuk mendapatkan data-data sensitif; password yang lemah, dan pengaksesan informasi dengan cara yang tidak sah.
Untuk langkah mitigasi risiko, sangatlah penting untuk membuat sebuah pemetaan mengenai siapa saja yang bisa mengakses informasi sensitif yang ada di dalam jaringan komputer perusahaan, dan memperketat akses ketika dibutuhkan.
Untuk menanggulangi password yang lemah dan serangan phishing, penting untuk mengedukasi para pegawai Anda dan mengimplementasikan kebijakan seperti BYOD (Bring Your Own Device Policy) atau kebijakan untuk membawa peralatan seperti laptop milik mereka sendiri.
2. Permasalahan Data Backup
Terkait dengan isu nomer 1 mengenai sekuritas atau keamanan, perencanaan data backup yang baik adalah bentuk pertahanan untuk melawan serangan ransomware.
Jika data ter-backup dan terlindungi, Anda dapat menghindari ransom dan menggunakan backup untuk me-restart sistem Anda apabila ransomware menerobos pertahanan Anda. Jika terjadi, mungkin beberapa data tetap akan hilang namun tidak semua, lebih baik tetap dapat mengamankan beberapa daripada hilang semua atau harus membayar ransom.
3. Teknologi yang Tidak Efisien
Dalam rangka penghematan, perusahaan sering menunda upgrade teknologi kecuali sistem mereka benar-benar rusak dan tidak dapat digunakan lagi. Pola pikir yang seperti ini tampak masuk akal karena komputer masih bisa berfungsi dengan normal setelah garansi berakhir, namun tetap saja, menggunakan teknologi yang kadaluwarsa dapat membahayakan bisnis.
Komputer yang sistemnya sudah kadaluwarsa tidak dapat memenuhi tuntutan aktivitas komputing yang terus bertumbuh dan berkembang. Artinya bisnis bisa kehilangan waktu yang berharga dan sejumlah uang hanya untuk menunggu program-program untuk termuat dan menunjukan fungsi utamanya. Sistem dari software modern yang terdapat di komponen hardware model lama dapat menyebabkan overheating dan kegagalan sistem, yang tentu menuntut untuk penggantian onderdil dan servis perbaikan. Selain itu, mengesampingkan update teknolgi dapat memberi kesempatan cyber attack untuk membahayakan perusahaan.
Untuk menghindari masalah-masalah tersebut, Anda harus rajin untuk terus meng-update teknologi Anda. Perhatikan garansi device untuk tahu kapan harus mengganti mereka.
4. Data Hilang dan Downtime
Risiko kehilangan data adalah ancaman yang selalu dihadapi oleh bisnis. Beberapa penyebab kehilangan data seperti:
- Listrik padam tiba-tiba
- Cyber attack
- Equipment malfunction
- Human error
Sebuah strategi backup data dapat menyelamatkan bisnis Anda dengan cepat ketika insiden data hilang terjadi. Misalnya terjadi serangan ransomware, data backup dapat membantu Anda untuk kembali ke sistem dan tetap bisa mengakses data sehingga Anda tidak perlu mengeluarkan biaya untuk cybercriminal dan Anda tidak mengalami downtime yang berlarut-larut.
Mempunyai rencana recovery dengan menyertakan penggunaan data backup berbasis cloud adalah hal esensial untuk mencegah kehilangan data dan kehilangan uang bagi bisnis. Pastikan menggunakan layanan cloud yang terpercaya. Rencana recovery tersebut termasuk:
- Backup, disaster, and business continuity plan
- Kontak IT support
- Server Backup
- Layanan Cloud
- External storage
5. Belum Familiar dengan Penggunaan Cloud
Jika Anda pernah mengunggah sebuah foto ke Google, menggunakan layanan document-sharing seperti Dropbox atau akses satu dari berbagai layanan musik, artinya Anda sudah pernah menggunakan sebuah layanan cloud. Sederhananya, sebuah aplikasi cloud berada di sebuah server bukan pada device Anda yang bisa Anda akses dengan sebuah koneksi internet.
IT mengelola layanan yang dibutuhkan untuk mendukung bisnis, yang bisa diakses sebagai sebuah layanan cloud. Sistem telefon bisnis, memonitor jaringan, pengelolaan dokumen, backup data, dan lain sebagainya merupakan bagian dari strategi IT sebagai sebuah layanan cloud.
Sangatlah penting untuk diingat bahwa meskipun ada seseorang termasuk dalam kategori ‘computer savvy’ hingga pengguna komputer rata-rata, Anda tetap perlu untuk memastikan punya sebuah tenaga profesional teknologi yang dapat melindungi perusahaan Anda dari kelima permasalahan di atas maupun berbagai permasalahan lainnya.
Discussion about this post